MOVE IT 2024, AIDRAN – Dalam dunia pendidikan, kesetaraan akses terhadap pembelajaran menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi guru dan institusi pendidikan. Universal Design for Learning (UDL) menjadi solusi inovatif yang memastikan setiap siswa, dengan segala keragaman dan kebutuhannya, dapat terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran.
Tulisan ini disarikan dari Training of Trainers (ToT) Move It Sesi 3: Universal Design for Learning, dengan pemateri Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D (Dosen Psikologi UGM).

Apa Itu Universal Design for Learning (UDL)?
UDL adalah sebuah kerangka kerja yang memberikan panduan dalam merancang pembelajaran dan lingkungan belajar yang bebas hambatan. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke pembelajaran, tetapi juga mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Konsep ini menolak gagasan bahwa kesetaraan berarti memberikan hal yang sama kepada semua orang. Sebaliknya, UDL menekankan pentingnya menyediakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing siswa.
Menurut Nelson (2014), UDL membantu menghilangkan hambatan dalam pembelajaran dengan menyediakan metode mengajar yang fleksibel, lingkungan belajar yang ramah, serta materi pembelajaran yang dapat diakses oleh semua siswa tanpa diskriminasi.

Mengapa UDL Penting?
Kerangka UDL didasarkan pada hasil riset yang menunjukkan bahwa otak manusia memiliki network yang berbeda dalam memproses informasi saat belajar. Tiga aspek utama dalam UDL adalah:

- Jaringan Afektif – Mengatur emosi dan motivasi saat belajar. Apakah siswa tertarik dan merasa senang saat belajar?
- Jaringan Rekognisi – Memproses informasi dalam berbagai bentuk, seperti teks, gambar, dan suara.
- Jaringan Strategis – Mengelola informasi, menyusun strategi, dan merencanakan cara menyelesaikan tugas.
“Karena setiap individu memiliki perbedaan dalam cara mereka memproses informasi dan merespons pembelajaran, tidak mungkin satu metode pembelajaran dapat cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, desain pembelajaran harus mempertimbangkan keberagaman ini sejak awal,” Jelas Elga.
Bagaimana Guru Menerapkan UDL?
Menerapkan UDL berarti merancang pembelajaran sejak awal dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan siswa. Guru perlu menyiapkan metode yang tidak hanya memberikan akses ke materi pembelajaran tetapi juga menyediakan berbagai dukungan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah:
- Menyediakan berbagai pilihan cara belajar (visual, auditori, kinestetik)
- Memungkinkan siswa memilih cara evaluasi yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka
- Memberikan fleksibilitas dalam tenggat waktu tugas
- Menggunakan beragam sumber belajar untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan
- Mendorong partisipasi aktif siswa dalam menentukan metode pembelajaran mereka sendiri
Tujuan Utama UDL: Membangun Learner Agency
UDL bertujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki agency atau kemandirian dalam belajar. Siswa yang memiliki learner agency dapat:
- Menjadi reflektif dan memiliki tujuan yang jelas – Mereka memahami tujuan pembelajaran dan mampu merefleksikan proses belajar mereka.
- Memiliki wawasan luas dan berpikir otentik – Mereka mampu menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan orisinal.
- Bersikap strategis dan berorientasi pada aksi – Mereka dapat menyusun strategi terbaik untuk belajar dan bertindak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan menerapkan UDL, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang tanpa merasa tersisihkan. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi pada semua siswa dalam sistem pendidikan. Sehingga, UDL bukan sekadar metode pembelajaran, tetapi merupakan filosofi yang mendukung pendidikan inklusif bagi semua orang.




